Peran Outbounder Dalam Pendidikan Karakter Di Indonesia
- Gigih Gesang - Sekjen DPP AELI
- Sep 25, 2017
- 5 min read

Pendidikan karakter sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental yang telah dicanangkan Presiden Jokowi Melalui Perpres 87 tahun 2017 tentunya membutuhkan dukungan dan kontribusi aktif dari segenap komponen bangsa demi menuju Generasi Emas Indonesia tahun 2045. Sebagai pengusung metode experietial learning sebagai media pembelajaran yang dapat diimplementasikan dalam penguatan pendidikan karakter, para outbounder dan praktisi experiential learning yang tergabung dalam AELI (Asosiasi Experiential Learning Indonesia) merasa terpanggil sebagai bagian anak bangsa untuk mendukung secara pro aktif menuju Generasi Emas Indonesia. Beberapa langkah awal telah ditempuh AELI untuk mendukung perpres ini.
Sebenarnya peran apa yang ingin dimainkan AELI dalam penguatan pendidikan karakter di Indonesia ? Mari kita simak ulasan yang dipaparkan oleh Gigih Gesang (sekjen DPP AELI) dalam sebuah kesempatan diskusi online melalui group whatsapp komunitas EL Teacher Indonesia. Komunitas ini adalah sebuah komunitas yang diinisiasi oleh DPP AELI dan beranggotakan para guru di penjuru tanah air yang berminat mempelajari metode experiential learning untuk diterapkan dalam proses belajar di kelas.
Salam sejahtera utk rekan2 Guru di grup ini. Semoga keberkahan melimpahi kita semua yg selalu berusaha menyalurkan kebermanfaatan kepada anak didik kita.Terima kasih juga kepada moderator grup yg sdh memberikan kesempatan kepada saya utk berbagi mengenai peranan AELI trhadap Pendidikan Karakter dan Keberagaman di Indonesia.
Sebelum membahas mengenai peranan AELI dalam pendidikan karakter dan keberagaman di Indonesia, kita perlu membahas terlebih dahulu kaitan antara metode Pembelajaran Berbasis Pengalaman (EL) dan pendidikan karakter. Namun sebelum itu kita perlu memahami kenapa pendidikan karakter itu penting untuk dilakukan.
Menurut penelitian yg dilakukan oleh James Heckman, John Humphries, and Nicholas Mader’s tahun 2010 tentang menunjukkan bahwa lulusan SMA biasa cenderung lebih sukses dibandingkan dengan lulusan SMA yg lulus GED. GED adalah The General Educational Development, sebuah tes intelejensi dasar setara dengan lulusan SMA yg ada di AS dan Kanada dan dijadikan acuan utk masuk universitas. Dalam riset ini ditemukan bahwa faktor intelejensi bukanlah faktor pendukung utama untuk kesuksesan peserta didik, melainkan karakter seperti sikap optimis, pantang menyerah dan rasa ingin tahu yang tinggi.
Atau mungkin kita perlu menilik pendapat mengenai Karakter Manusia Indonesia menurut Mochtar Lubis dalam pidato kebudayaan yang diadakan di Taman Ismail Marzuki pada 6 April 1977 silam.
1. Hipokritis dan Munafik
2. Enggan bertanggungjawab terhadap perbuatannya
3. Jiwa Feodal
4. Percaya Takhayul
5. Artistik
6. Watak yg lemah
Dan yg seringkali salah dipahami mengenai karakter adalah bahwa karakter itu bersifat menetap, kekal dan tidak dapat dirubah. Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Mungkin saja karakter manusia Indonesia sprti yg disampaikan Mochtar Lubis sudah berubah. Bisa jadi lebih baik bisa jadi lebih buruk.
Karakter dibentuk melalui proses pembelajaran di beberapa tempat, seperti di rumah, sekolah, dan di lingkungan sekitar tempat tinggal. Pihak-pihak yang berperan penting dalam pembentukan karakter seseorang yaitu keluarga, guru, dan teman sebaya.
Namun berbicara pendidikan karakter tentu tidak lepas dari Perpres no 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter yang cukup menjadi polemik belakangan. Perpres No 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter menyebutkan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olahraga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagiandari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Dalam pasal 5 perpres tersebut disebutkan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter harus:
a. berorientasi pada berkembangnya potensi Peserta didik secara menyeluruh dan terpadu;
b. keteladanan dalam penerapan pendidikan karakter pada masing-masing lingkungan pendidikan; dan
c. berlangsung melalui pembiasaan dan sepanjang waktu dalam kehidupan sehari-hari.
Hal yg disampaikan perpres tersebut sejalan dengan bagaimana karakter dipelajari. Pendidikan karakter memerlukan metode khusus yang tepat agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Karakter tidak dapat dipelajari hanya dengan membaca dan menghafal. Di antara metode pembelajaran yang sesuai untuk pendidikan karakter adalah keteladanan dan pembiasaan. Dan disinilah peran pembelajaran berbasis pengalaman dalam pendidikan karakter
Pembelajaran Berbasis Pengalaman atau EL menitikberatkan pada pembelajar sebagai pihak yg berperan aktif dalam pembelajaran. Dalam EL peserta akan diajak pada sebuah pengalaman yang menggugah untuk kemudian dibawa pada momen untuk merenungkan pengalaman yg dialami hingga pembelajaran terjadi dalam diri pembelajar. Proses internalisasi pembelajaran ini tentu akan lebih berdampak pada hasil pembelajaran.
Dalam kaitannya dengan pendidikan karakter, penggunaan metode pembelajaran berbasis pengalaman akan lebih menguatkan karakter dalam diri pembelajar karena proses pemaknaan dan internalisasi hasil belajar yg dilakukan oleh pembelajar. Sampai sini kita dapat sama2 pahami bahwa metode Experiential Learning (Pembelajaran Berbasis Pengalaman) adalah metode yg sangat efektif untuk pendidikan karakter.
Lalu bagaimana metode EL dapat diterapkan dalam pendidikan karakter?
Mungkin bapak dan ibu guru disini cukup familiar dengan program Character Building yang ditawarkan oleh penyedia layanan program training berbasis EL (provider EL). Ini adalah salah satu cara yg dpt digunakan utk pendidikan karakter.
Berbicara mengenai peranan AELI dalam Pendidikan Karakter dan Keberagaman di Indonesia maka tak lepas dari Visi dan Misi AELI didirikan yaitu:
VISI AELI
Menjadi wadah dan mitra yang berkualitas bagi seluruh lembaga atau perorangan pengguna metode pelatihan berbasis pengalaman di Indonesia
MISI AELI
1. Meningkatkan kualitas pelatihan dan pendidikan berbasis pengalaman sehingga menjadi metode pelatihan yang efektif dan diakui di Indonesia.
2. Meningkatkan kualitas pelaksana pelatihan berbasis pengalaman sehingga menjadi pelaksana pelatihan yang bertanggung jawab terhadap pengembangan manusia Indonesia.
3. Memasyarakatkan pelatihan berbasis pengalaman kepada masyarakat Indonesia.
Maka hal yang akan menjadi tujuan strategis AELI dalam pendidikan karakter di Indonesia adalah:
1. Menjadi mitra pemerintah dalam merumuskan dan membuat materi penerapan pendidikan karakter dalam konteks pembelajaran formal maupun informal sehingga dapat dijadikan acuan bagi pendidik dan pelaksana pelatihan berbasis pengalaman dalam melaksanakan program pendidikan karakter
2. Meningkatkan kapasitas pelaksana pendidikan berbasis pengalaman untuk melaksanakan program pendidikan karakter dan keberagaman di Indonesia

AELI baru saja diundang oleh Kemdikbud utk menjadi narasumber dalam diskusi ttg Model Pembelajaran EL dalam mendukung pendidikan karakter dan mengakomodasi keberagaman di Indonesia. Itu salah satu peran nyata AELI dalam upaya menjadi mitra pemerintah dalam merumuskan penerapan pendidikan karakter dan keberagaman di Indonesia.
Dan utk peranan meningkatkan kapasitas pelaksana pendidikan berbasis pengalaman utk melaksanakan program pendidikan karakter dan keberagaman di Indonesia. AELI berupaya memberikan pelatihan2 bagi anggotanya agar dapat meningkatkan kualitas dan profesionalitas dalam melaksanakan program pendidikan karakter berbasis EL. Salah satu pihak yg menjadi sasaran kami tentu saja bapak dan ibu guru
Pihak lain yg akan jadi sasaran pengambangan adalah provider EL agar layanan program Pendidikan Karakternya (Character Building) benar memberikan hasil yg berkualitas dan berdampak nyata
AELI dalam peringatan 1 Dekade AELI menetapkan tema AELI Untuk Negeri. Dalam usia yg sdh 10 tahun ini AELI berusaha untuk memberikan sumbangsih nyata bagi Negeri kita tercinta Indonesia. Dan upaya untuk mendukung dan mensukseskan pendidikan karakter dan keberagaman di Indonesia adalah salah satu langkah nyata AELI memberikan sumbangsih bagi Indonesia
Demikian kiranya paparan singkat dari saya mengenai peranan AELI dalam Pendidikan Karakter dan Keberagaman di Indonesia. Mohon maaf bila ada kesalahan, semoga kita bisa mengambil pembelajaran dari diskusi singkat ini.
Salam EL
Bersatu, Berjaya
GIGIH GESANG - Sekjen DPP AELI
Written by Gigih Gesang | Sekjen DPP AELI & CEO Duage Management
Graphic Designed by Sofiyan Hadi | Kabid Humas DPP AELI & CEO Red Avenue Indonesia
Comments